Mari mengenal budaya di Samarinda

gambar: kidangkanaka.com
Berbeda dengan daerah-daerah yang lain, tidak ada yang namanya suku asli Samarinda seperti Bandung dengan Sunda, Surabaya dengan Jawa atau Makassar dengan mayoritas suku Bugis. Samarinda adalah kota dengan beragam suku dan beragam agama. Mayoritas warga disini adalah pendatang dari daerah lain seperti suku Jawa, Dayak, Kutai, Bugis dan yang paling dominan adalah Banjar. Keberagaman suku itu membuat kami bergabung menjadi satu sebutan. Orang Samarinda.

Dengan beragam suku, Samarinda adalah kota yang aman untuk siapapun. Kota ini bahkan terkenal dengan perdamaiannya. Coba saja Anda perhatikan, jarang sekali Anda temukan di media-media nasional meliput kericuhan yang terjadi di Samarinda. Di sini memang jarang terjadi ricuh baik karena perbedaan antar suku, agama atau lain sebagainya. Kami di sini saling bertoleransi satu sama lain.

Hal yang mungkin membuat warga Samarinda rukun adalah karena orang di sini mempunyai slogan "Kada Jadi Baras." atau dalam bahasa Indonesia berarti "Tidak menjadi beras." Maksud dari slogan ini adalah untuk apa kita ricuh kalau tidak ada hasilnya. Entah dari kapan slogan tidak tertulis itu melekat dengan masyarakat. Namun dampak positifnya adalah warga di Samarinda menjadi tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang membuat suasana kota menjadi tidak kondusif.  Slogan itu juga yang membuat warga Samarinda sebagai warga yang cuek dengan isu isu sekitar.

Walaupun kami memiliki slogan tidak menjadi beras, bukan berarti kami adalah warga yang pelit. Bahkan kami punya budaya lain yang sering kami sebut beredaan. Untuk mengenalkan apa yang dimaksud budaya beredaan, saya akan memberikan contohnya unduk Anda.
Pagi itu Mahmud disuruh Ibunya untuk membeli gula pasir untuk ayahnya yang ingin meminum kopi. Ayah telah terbiasa untuk meminum kopi sebelum berangkat kerja. Karena Mahmud adalah anak yang sopan dan tidak suka membantah perintah orang tua, ia pergi ke warung dengan celana jins biru dan juga baju kemeja seharga Rp.500.000 yang  diskon 90% di midnight sale salah satu mall di samarinda. Setelah sampai di warung mulailah percakapan dengan acil penjaga warung
"Cil, ada gula kah? saya beli 1 kg."
"Ada Mud, bentar lah." Acil mengenal Mahmud karena warung yang didatanginya hanya berjarak 150 meter dari rumahnya.
"Nih Mud, Rp. 9.800" Mahmud lalu mengeluarkan uang Rp.10.000 yang diberi ibunya tadi.
"Nggak ada angsulnya mud, kayak gimana ini?"
"Oh, yasudah cil. Beredaan aja" Mahmud mengatakannya dengan ikhlas.
"Ya udah mud, makasih lah."
Begitulah budaya yang kami namakan beredaan. Bukan hanya penjual saja yang bisa beredaan, namun pembeli juga sering melakukannya. Tidak ada yang merasa ditipu atau dibodohi. Kami telah terbiasa dengan budaya beredaan seperti itu.

Berbicara mengenai penampilan, kata teman saya yang dari luar daerah. Pakaian orang Samarinda sudah cukup up to date bahkan cenderung menggunakan produk yang branded. Menurut saya hal ini bisa saja terjadi karena rata-rata pendapatan warga Samarinda sudah cukup tinggi. Bahkan menurut badan pusat statistik, Kalimantan Timur adalah provinsi dengan PDRB tertinggi di Indonesia.

Walaupun pakaian warganya tergolong modern, di Samarinda jarang sekali ada orang yang berani menggunakan pakaian yang terlalu terbuka seperti rok pendek. Ini dikarenakan cuaca di samarinda panas dan juga orang Samarinda tergolong sopan.

Itulah sedikit pandangan saya tentang kebudayaan kota Samarinda. Karena selama 17 tahun, saya telah menjadi bagian dari kota ini. Mudah mudahan bebrapa budaya orang Samarinda ini berguna untuk menambah pengetahuan Anda yang mungkin akan traveling ke ibu kota Kalimantan Timur ini.

31 komentar:

  1. salut sama mas kukuh yang selalu care dengan samarinda. kayaknya aku banyak baca tentang samarinda di blog ini. begitulah harusnya pemuda, membanggakan kotanya :)

    baru denegr juga nih tentang beredaan. kalo aku nggak salah tangkap, beredaan itu di kasih karna nggak ada kembalian, si pembeli mengikhlaskan kembaliannya untuk si penjual sebagai beredaan. gitu ya?

    atau kalau ada yng beli, uangnya kurang, di penjual yang bakal bilang "Ya udah, beredaan aja"
    wah so sweet ya. nggak pelit :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe makasih mba.

      iya, beredaan itu kayak gitu, iklaskan aja maksudnya

      Hapus
  2. Loh. lombanya harus make blog barukah? jeleknya ehh harus posting 3 biji lagi --

    BalasHapus
  3. Wah aku jadi seneng liat orang-orang Samarinda. Sifatnya bagus-bagus, ya meskipun jatuhnya jadi terkesan individualis karena cuek dengan keadaan sekitar. Tapi mereka nggak mudah percaya isu. Beda banget sama di sini. Malah kayaknya banyak yang lebih percaya isu dibanding kata orang terdekatnya-_-

    Oh beradaan tuh kalo di sini kayak, "Maaf Mbak, nggak ada kembalian. Nggak papa kalau diganti permen?" di sana ada nggak Kuh yang kayak gitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau liat aku senang nggak kakak dwi?
      iya sih kesannya memang individualis, cuman untungnya jadi nggak mudah terprovokasi

      ada juga sih, tapi yang unik ya beredaan itu tadi..

      Hapus
    2. Seneng dalam artian kamu juga orang Samarinda loh Kuh. Sifatnya bagus haha.

      Emang unik. Jadi ikhlas aja kalo kembaliannya nggak ada ya

      Hapus
  4. aku belum pernah ke samarinda.
    tapi kata temanku yang tinggal di sana, wanita di sana cantik2 seperti halnya dengan wanita dayak.
    ada bagusnya klo masyarakat terkesan cuek dengan isu,
    mereka tidak gampang terpengaruh dengan omongan orang/media sosial.
    dan karaktek orang samarinda nggak suka meributkan hal2 kecil ya,
    juga nggak perhitungan soal uang :-)
    ditambah lagi pakiannya sopan.
    rupanya banyak nilai plus dari karakter orang samarinda.

    kalo adat di sana gimana kuh, misalnya seremonial khas, adat hajatan, atau pernikahan?

    ingin deh berkunjung ke samarinda dan melihat budayanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, keliatannya orang samarinda baik baik kan ya..

      oke, ntar dibahas di postingan selanjutnya ya :D

      Hapus
  5. ini blognya khusus promosi budaya samarinda ya?
    keren deh samarinda. kapan kapan deh kesana kalo tabungan udah cukup.
    oiya kalo biaya hidup di samarinda gimana tuh? kan PDRB tertinggi di Indonesia tuh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, khusus promosi samarinda gitu..
      iya, karena PDRB nya tinggi jadi biaya hidup disini mahal. permen aja 3 = Rp. 500. mahal kan yak

      Hapus
  6. Jadi pengen ke Samarinda, Kuh. Huhu, dikomporin. mau banget ke kota yang tenang adn warganya ramah plus beredaan. Berasa di kampung sendiri saja.
    Napa tingkat pendapatan warga Samarinda lebih besar? Apakah karena pengaruh kesejahteraan masyarakat dan pemerintahnya? Namun bagaimana pula dengan pengeluarannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya makanya kesini :D
      karena disini banyak tambang batu bara mba, di kaltim ada 3 perusahaan besar kayak pupuk kaltim. makanya gaji warga disini jadi tinggi..

      Hapus
  7. Terakhir ya bang, gue baca posting lo tentang wisata-wisata gitu di... Jogja, kalo nggak salah. hehe, sekarang tentang budaya juga. Kayanya lo kritis banget ya bang mengenai budaya-budaya yang ada di negeri tercinta Indonesia, terutama tempat dimana lo berdomisili, Samarinda.

    Salut bang! Gue aja masih gamang sama budaya gue sndiri, kadang sering mainstream dengan budaya asing. Semangat bang!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia, terakhir yang di jogja.
      ah, nggak juga kok cuman lebih peka aja kali ya yang lebih tepatnya..

      Hapus
  8. eh ada suku madura gak disitu? :D hahaa.. promosi suku :D

    eh btw aku masih gak ngerti tuh bro beredaan -_-

    BalasHapus
  9. wih mantap ya Samarinda, gue belum pernah ke sana sih...itu slogannya hebat banget bisa menjadi ciri orang samarinda dan slogan itu menjadi kebiasaan masyarakat di sana sehingga walaupun itu slogan tidak dibuat secara tertulis namun sudah menjadi layaknya apabbila orang samarinda menerapkan slogan itu pada kehidupannyabermasyarakat. salut gue :). oh ya salam kkenal ya...

    BalasHapus
  10. Samaaaa Kuh sama di Banjar jua banyak sukunya, ada macam-macam suku jua hahahhaha

    Amun di Banjar namanya berelaan Kuh ae, "berelaan ae cil lah jar"....

    Bujur tuh slogannyanya "kada jadi baras"Beapa beabut-abut kada jadi baras jua ujar urang rancak tuh hahahha

    Udah keren banget ya Samarinda ini, masyarakatnya udah tertata dengan aturan-aturan yang ada :))

    BalasHapus
  11. Aduh kuh, kamu buat aku jadi oengen liburan ke samarinda dah. Seneng aja ada orang yg ngebahas budaya di daerah lain, gitu. Eh tapi itu yang beredaan aku masih belum nyambung -_-
    Maksudnya gak ada kembalian gitu tah? :o

    BalasHapus
  12. waaah ternyata Samarinda berasal dari berbagai suku yaa Kuh. dan gabung menjadi satu membentuk Samarinda. tapi meskipun berbeda-beda suku seperti itu penduduk Samarinda tetep respect sama yang lain. ga pernah terjadi kericuhan. budayanya juga keren, fashion juga selalu up to date. keren deh pokoknya, salut deh sama orang Samarinda.

    BalasHapus
  13. berarti disana jarang ada cabe-cabean yang pake tangtop sama hotpens gitu ya?
    ohia beredaan itu bahasa indonesianya apa ya?

    BalasHapus
  14. berendaan tuh menurut contoh yang telah diberikan tuh maksutnya dikasihin aja gitu?? ato ntar kalo ada yang kurang mau beli apa bisa diberandain genti gitu?? behehehe...semakin pingin niiih ke samarinda, kapan yaaaaaaaa

    BalasHapus
  15. beeeh, niat abis sampe bikin blog khusus gini... tp ga apa-apa sih, bagus banget malah buat memperkenalkan budaya:))

    kalo gue baca juga kayaknya masyarakat Samarinda itu adem ayem yak... etniknya jg masih kerasa tp modern juga. seneng deh bacanya, kapan-kapan main ah ke sana wkwk.

    btw yang beredaan itu maksudnya diikhlasin gitu kan? jd sama-sama seneng penjual dan pembelinya? baguslah, drpd kembaliannya pake permen kayak toko sebelah wkwkw

    BalasHapus
  16. ini blog punya lo kuh? baru tah??

    keren kuh, kalau bisa foto2nya di banyakin hehe soalnya gue sendiri sebagi orang yang nggak tau samarinda itu kayak apa bisa tau minmal selain lewat tulisan juga lewat gambar.

    gue kayaknya berencana mau ke samarnda kalau udh banyak duit kuh, menetap di sana kayaknya enak juga. :))

    BalasHapus
  17. wah, kukuh ini memang paling care sama budaya.
    sebentar lagi aku juga mau nyusul ah cerita budayaku. heheh

    bdw, kamu samarindanya mana?
    sodara aku juga di smarinda :D

    BalasHapus
  18. ini baru anak muda yang bisa jadiin panutan :D
    jaman skrg susah nyari anak yg peduli sama budaya :)

    BalasHapus
  19. udah lumayan lama kayaknya aku gak blogwalking kesini, blognya semakin keren aja kuh hihihi tampilannya juga makin keceeee badai :D
    Hebat ya orang samarinda, walaupun ber beda-beda suku tapi tetap satu jua, buktinya orang-orang di sana gak mudah terprovokasi. Harusnya daerah-daerah lain juga ngikutin nih. satu lagi, lanjutkan terus ya kepeduliannya tentang kelestarian daerah dengan menuliskan apapun yang menceritakan daerahmu, biar orang lain bisa mengenal semua :D

    BalasHapus
  20. Waaaaahhhhh keren ya.. pengin ke Samarinda jadinyaaa...
    di Pekanbaru mah yang pakai celana pendek berserak :|

    tapi kerennya itu bisa damai gitu, semoga setelah presiden baru tepilih nggak ada ricuh ricuhnya..
    enak pastinya tinggal di kota yang nyaman damai sentosa.
    orangnya juga saling pengertian.
    Tapi itu slogan Kada Jadi Beras perlu di pegang juga deh..
    jadi beredan itu artinya apa ya :|
    apa artinya, di simpan aja atau di tabung aja atau gimana ._.

    BalasHapus
  21. Kepuhunan..(maaf lah klau salah tulis)

    BalasHapus
  22. Pasar Ramadhan..bisa diposting

    BalasHapus
  23. Pasar Ramadhan..bisa diposting

    BalasHapus
  24. cod obat pembesar penis herbal alami hammer of thor original di samarinda, cod obat pembesar penis herbal alami hammer of thor asli di samarinda, cod obat pembesar herbal alami penis hammer of thor original di balikpapan, cod obat pembesar penis herbal alami hammer of thor asli di balikpapan, cod obat pembesar penis herbal alami hammer of thor original di borneo, cod obat pembesar penis herbal alami hammer of thor asli di borneo.

    chat WA 08121093897

    https://www.pembesar-penis.co.id/hammer-of-thor/

    BalasHapus

 

Website Resmi Pemerintah Kota Samarinda

Website Resmi Dinas Pariwisata Samarinda